Rabu, 22 April 2015

Biografi Ridwan Kamil: Dari Penjual Es Sampai ‘Presiden’

Bang Emil
Sosok walikota satu ini sangat terkenal di kalangan masyarakat Bandung sebagai pemimpin yang membawa perubahan bagi kota Bandung. Ridwan Kamil Lahir di Bandung pada tanggal 4 Oktober 1971, Emil nama sapaan akrabnya, ia merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Emil atau Ridwan Kamil sebenarnya menyukai berimajinasi sejak masa kecil. Ia suka membaca komik dan melihat foto dari berbagai kota di luar negeri. Sejak kecil ridwan Kamil memiliki semangat kewirausahaan. Ia bersekolah di SDN Banjarsari III Bandung tahun 197 hingga 1984, Ketika sekolah dasar ia telah menjual es mambo buatannya sendiri. Selama bersekolah, ridwan Kamil dikenal sebagai sosok yang aktif dan cerdas. Selain aktif di OSIS, Paskibra dan klub sepak bola, Emil selalu masuk dalam rangking lima besar di kelasnya.
Setelah tamat sekolah dasar ia kemudian melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 2 Bandung kemudian di SMA Negeri 3 Bandung pada tahun 1987 hingg 1990. Setelah tamat SMA, ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Institut Teknologi Bandung dengan mengambil jurusan Teknik Arsitektur dari tahun 1990 hingga 1995. Ridwan kamil juga aktif dalam kelompok-kelompok mahasiswa dan unit kegiatan seni. Semangat kewirausahaannya di kampus lagi, untuk mencari dana tambahan untuk kuliah, ia membuat ilustrasi cat air atau maket untuk dosen.
Lulus dari ITB, ia memilih untuk bekerja di Amerika Serikat. Tapi hanya bertahan empat bulan bekerja ia berhenti karena dampak krisis moneter Indonesia yang membuat klien tidak membayar pekerjaannya. Ia tidak langsung pulang ke Indonesia, dia bertahan di Amerika sebelum akhirnya mendapat Beasiswa di University of California, Berkeley. Selagi mengambil S2 di Univesitas tersebut Ridwan Kamil bekerja paruh waktu di Departemen Perancanaan Kota Berkeley. Untuk bertahan hidup di Amerika, ia makan sekali sehari dengan menu murah seharga 99 sen. Perjuangan Ridwan Kamil untuk bertahan hidup di Amerika terus diuji ketika istrinya, Atalia Praratya akan melahirkan anak pertama mereka. Ayah yang kini memiliki dua orang anak ini tidak memiliki uang untuk biaya persalinan istrinya, sehingga akhirnya dia harus mengaku miskin pada pemerintah kota setempat untuk mendapatkan Pengobatan gratis. Akhirnya, ia menemani istrinya melahirkan di sebuah rumah sakit khusus untuk orang miskin, tepatnya di bangsal rumah sakit. Baginya pengalaman jatuh-bangun hidupnya membentuk nilai-nilai tersendiri akan kerasnya perjuangan hidup.
Pada tahun 2002 Ridwan Kamil pulang ke tanah kelahirannya Indonesia dan dua tahun kemudian mendirikan Urbane, firma yang bergerak dalam bidang jasa konsultan perencanaan, arsitektur dan desain. Kini Ridwan Kamil aktif menjabat sebagai Prinsipal PT. Urbane Indonesia, Dosen Jurusan Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung, serta Senior Urban Design Consultant SOM, EDAW (Hong Kong & San Francisco), dan SAA (Singapura).
Urbane merupakan firma yang dibangun oleh Ridwan Kamil pada tahun 2004 bersama teman-temannya seperti Achmad D. Tardiyana, Reza Nurtjahja dan Irvan W. Darwis. Reputasi Internasional sudah mereka bangun dengan mengerjakan projek-projek di luar Indonesia seperti Syria Al-Noor Ecopolis di negara Syria dan Suzhou Financial District di China. Tim Urbane sendiri terdiri dari para profesional muda yang kreatif dan berpikir idealis untuk mencari dan menciptakan solusi mengenai masalah desain lingkungan dan perkotaan. Urbane juga memiliki projek berbasis komunitas dalam Urbane Projek Komunitas dimana visi dan misinya adalah membantu orang-orang dalam sebuah komunitas perkotaan untuk memberikan donasi dan keahlian-keahlian dalam meningkatkan daerah sekitarnya.
Ridwan kamil menjabat sebagai walikota di dampingi oleh oded muhamamad danial. Pasangan ini memenangkan perolehan suara dengan presentase 45, 24 persen pada pemilu 2013 lalu. Sosok inspiratif dan muda seperti ridwan kamil memang patut untuk di teladani. Di usianya yang masih terbilang muda dia telah menjabat menjadi walikota bandung. Aksinya sebagai walikota terbilang unik dan sering mencuri perhatian media. Misalnya ketika ia ia ber-nazar mencukur habis rambutnya jika Persib menang, denda 5 juta bagi pelaku buang sampah sembarangan, bahkan sampai dikabarkan melarang mobil pribadi dari Jakarta memasuki Bandung ketika akhir pekan.
Terakhir, ada kisah menarik terkait popularitasnya sebagai walikota muda: Kang Emil dianggap presiden oleh turis. Fotonya yang menemani Presiden Jokowi melihat-lihat Museum Konferensi Asia Afrika (16 April 2015) Bandung tersebar luas di media sosial.
390541_620
Dalam foto itu, tampak Ridwan Kamil yang berkopiah hitam dan berkacamata. Sementara Jokowi tampil dengan pakaian khasnya, kemeja tangan panjang berwarna putih. Jokowi tidak berkopiah, begitu juga Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Kepala Staf Kantor Presiden Luhut Panjaitan.
Beberapa postingan di Facebook menampilkan komentar yang disebut-sebut berasal dari turis asal Jerman. Sang wisatawan itu katanya menyaksikan kunjungan Jokowi dan berkomentar: “Your president is very handsome, cool and looks clever, wearing black tradition hat (kopeah) and eye glases … he look young … how old is he?”
Seorang perempuan warga Bandung mem-posting di wall Facebook Ridwan Kamil. Menurutnya, Pak Wali Kota mengetahui bagaimana caranya berbusana yang menonjolkan kultur Indonesia. “Sedang seorang Bapak Presiden plontos, toss, tosss.. engga ada bedanya dengan yang lain, jadi disini yang menonjol justru Kang Emil/Bapak Ridwan Kamil yang seorang Wali kota,” katanya.
Isu ini bersama berbagai komentar netizen jadi treding topic saat itu.
Itulah, Bang Emil. Sepertinya cukup pantas juga dijadikan capres berikutnya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar